Emas melemah karena Trump mengisyaratkan potensi kesepakatan dagang dengan Inggris
PT. BESTPROFIT FUTURES MEDAN – Harga emas sedikit menurun pada hari Kamis(8/5), menjelang pengumuman Presiden AS Donald Trump tentang kemungkinan kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Inggris.
Harga emas spot turun 0,1% menjadi $3.362,19 per ons pada pukul 13.18 GMT, setelah naik 1% di awal sesi. Harga emas berjangka AS turun 0,7% menjadi $3.368,50.
“Pasar emas sangat fluktuatif. Yang Anda lihat adalah investor jangka pendek membeli dan menjual berdasarkan berita utama,” kata Jeffrey Christian, mitra pengelola CPM Group.
“Harga dapat diperdagangkan serendah $3.050 atau setinggi $3.500 dalam jangka panjang.” Trump memposting di Truth Social bahwa ia akan mengadakan konferensi pers di Ruang Oval pada pukul 10 pagi EDT (1400 GMT) tentang “kesepakatan perdagangan besar dengan perwakilan dari negara yang besar dan sangat dihormati,” menggunakan semua huruf kapital.
Sebelumnya pada hari itu, New York Times melaporkan bahwa Amerika Serikat dan Inggris kemungkinan akan mengumumkan kesepakatan.
Emas batangan, yang secara luas dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian geopolitik, telah melonjak lebih dari $300 dan mencapai beberapa rekor tertinggi sejak Trump pertama kali mengumumkan tarifnya.
Menteri Keuangan Scott Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer akan bertemu dengan pejabat ekonomi tertinggi Tiongkok pada hari Sabtu di Swiss.
Di tempat lain, bank sentral Tiongkok telah menyetujui pembelian valuta asing oleh bank-bank komersial untuk membayar impor emas berdasarkan kuota yang baru-baru ini ditingkatkan, kata dua orang yang memiliki pengetahuan langsung tentang masalah tersebut. “Secara teori, langkah ini akan mendongkrak harga emas karena meningkatnya permintaan dari Tiongkok menjadi salah satu faktornya. Namun, dinamika pasar saat ini didominasi oleh perkembangan seputar tarif,” kata Zain Vawda, analis di MarketPulse by OANDA.
Terkait kebijakan moneter AS, Federal Reserve mempertahankan suku bunga tetap pada hari Rabu tetapi mengatakan risiko inflasi dan pengangguran yang lebih tinggi telah meningkat, karena para pembuat kebijakannya bergulat dengan dampak tarif.
Comments
Post a Comment